dunia itu …

Mengejar dunia itu ga akan ada habisnya.

Dunia itu sepertinya luas. Melihat bumi dan langit di dalamnya seolah-olah tidak ada batas. Kehidupan dunia sepertinya juga serupa, tidak pernah akan mau berhenti sebelum sampai ke titik teratas.

Kullu man ‘alaihaa faan.

Kalimat yang dalam bahasa Indonesia berarti semua yang ada di bumi itu akan binasa, kuambil dari Kalamullah, Al-Quran, Q.S 65, Surah Ar-Rahman, Ayat 26. Manusia, hewan, semua makhluk (hidup) di bumi akan mati, menyisakan Allah dengan segala Kebesaran dan KemuliaanNya.

Titik teratas ternyata bukan suatu patokan, tujuan, target, apalagi visi yang harus dicapai oleh kita sebagai manusia. Pantas saja jika terus-menerus berlari tanpa mau berhenti. Pantas saja jika kemudian lupa bahwa batas antara bumi dan langit itu ada. Pantas saja jika selama ini sudah keliru dengan beranggapan bahwa dunia itu luas, sebaliknya dunia ini sungguh amat sangat kecil.

Sekecil apa ?

Sebelum masuk ke situ, perlu diingat bahwa kematian adalah suatu hal yang pasti dialami oleh kita sebagai makhluk. Seolah-olah mati adalah ujung akhir dari kehidupan itu sendiri, tetapi sejatinya kematian hanyalah titik balik. Titik balik dari kehidupan dunia yang pasti akan binasa menuju kembali ke Allah yang Maha Kekal dan alam yang kekal pula, yaitu akhirat.

Akhirat, alam yang kekal, dimana kematian sudah tidak akan bisa dijumpai lagi bahkan untuk sekedar diharapkan ada.

Kembali ke pertanyaan, sekecil apakah dunia itu hingga aku menulisnya sebagai sesuatu yang sungguh amat sangat kecil ?

“Tidaklah dunia jika dibandingkan dengan akhirat, kecuali seperti seseorang yang mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya saat dikeluarkan dari air laut”  (H.R Muslim, dengan catatan kalimat tidak persis sama namun tidak mengubah makna)

Jadi,

Berhentilah dibutakan dunia yang kelihatannya luas ini.

Berhentilah menjadikan titik teratas sebagai suatu patokan, tujuan, visi sebaliknya berlomba-lomba untuk menjadi manusia mukmin dan muslim yang paling baik.

Karena sejatinya bumi dan langit memiliki batas, yang tak lain adalah sujud. Baik itu sujud untuk memenuhi salah satu rukun ibadah, maupun dalam artian yang lebih luas lagi sebagai simbol dari tunduk dan patuh kepada Allah.

Mari bersyukur dan merasa cukup.

Selamat malam sabtu!

 

 

 

Leave a comment